Sebelum dimulai segala sesuatunya alangkah baiknya kita perbaharui rasa syukur kita kehadirat ALLAH Subhanahu Wata'ala dengan mengucapkan Alhamdulillah. Mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam golongan orang yang pandai bersyukur. Kemudian Shalawat berserta salam tidak bosan-bosannya kita curahkan kepada nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, Mudah-mudahan kita termasuk dari hamba-hamba yang mendapat syafaat dari beliau. Amiin.
Subnetting
Konsep
IP address, network address, subnet mask, broadcast address merupakan dasar
dari teknik routing di Internet. Untuk memahami ini semua kemampuan matematika
khususnya matematika boolean, atau matematika binary akan sangat membantu
memahami konsep routing Internet. Contoh pertanyaan yang sering dilontarkan,
- Mengapa kita memilih IP
address 193.16.16.2?
- Mengapa subnet mask yang
digunakan 255.255.0.0? mengapa bukan angka lain?
- Mengapa network address 200.205.10.0?
- Mengapa broadcast
address-nya 200.159.32.17?
- Dll.
Baik.. .berawal dari pernyataan-pernyataan diatas maka akan dijabarkan bagaimana cara memperoleh angka-angka tersebut.
Subnetting berasal dari kata Sub-Net (sub - jaringan) maksudnya adalah pembagian yang secara fisik kita lakukan dari IP dari sebuah jaringan. jadi secara harfiah sub-net adalah membagi ip-ip tertentu dengan tujuan tertentu. Praktik membagi jaringan menjadi dua atau lebih jaringan disebut subnetting.
Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host. Field sisanya adalah pengidentifikasi untuk host tertentu atau antarmuka jaringan.
Kata kunci dari subnetting ini adalah pada subnet mask.. Jika kita berbicara subnet default maka bisa dikatakan network tersebut tidak memiliki sub-network (hanya 1), SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Kelas IP
|
Octet pertama
|
Subnet Mask Defaul
|
Privet IP Broadcast
|
A
|
0 s.d 127
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
10.0.0.0-10.255.255.255
|
B
|
128 s.d 191
|
11111111.11111111. 00000000.00000000
|
172.16.0.0-172.31.255.255
|
C
|
192 s.d 223
|
11111111.11111111. 11111111. 00000000
|
192.168.0.0-192.168.255.255
|
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:
- Jumlah Subnet,
- Jumlah Host per Subnet,
- Blok Subnet,
- Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.1. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.1/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0. Diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Untuk melakukan perhitungan subnetting, subnet mask yang dapat digunakan adalah seperti tabel dibawah ini:
Sources Image: https://images.app.goo.gl/eoaASRTQsVSwCLvU8
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Jika ada IP 222.120.168.0/30 apa yang akan terjadi jika dilakukan subnetting?.... untuk menganalisa silahkan perhatikan tabel berikut ini:
Kelas IP
|
IP Network
|
Subnet Mask Defaul
|
C
|
222.120.168.0/30
|
11111111.11111111. 11111111. 11111100
|
Untuk melakukan perhitungan subnetting maka yang akan dicari adalah seputar 4 hal diantaranya adalah jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu.
- Untuk mencari jumlah subnet maka digunakan rumus jumlah subnet = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask .
- Untuk mencari jumlah host subnet maka digunakan rumus Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet.
- Blok subnet = 256-252
- Untuk mencari alamat host dan broadcast maka digunakan tabel agar mudah untuk memahaminya.
Baik mari kita selesaikan proses subnetting untuk IP 222.120.168.0/30 dengan tabel dibawah ini:
Jumlah
Subnet
|
2 X
= 26
|
Jumlah
Host/Subnet
|
2y – 2 = 22 - 2
|
Blok Subnet
|
256-252
|
64 Subnet
|
2 host/subnet
|
4 Blok (0,4,8,12
dst)
|
Subnet
|
222.120.168.0
|
222.120.168.4
|
222.120.168.8
|
Dilanjutkan sampai sebanyak 64 Subnet
|
Host Pertama
|
222.120.168.1
|
222.120.168.5
|
222.120.168.9
|
|
Host Terakhir
|
222.120.168.2
|
222.120.168.6
|
222.120.168.10
|
|
Broadcast
|
222.120.168.3
|
222.120.168.7
|
222.120.168.11
|
Kita sudah selesaikan melakukan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti tabel di bawah ini:
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.255.128 | /25 |
255.255.255.192 | /26 |
255.255.255.224 | /27 |
255.255.255.240 | /28 |
255.255.255.248 | /29 |
255.255.255.252 | /30 |
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting Kelas B adalah pada tabel dibawah ini:
|
|
---|
REFERENSI
1. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
2. Onno W Purbo.