-->
Gaya Belajar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

      Sebelum dimulai segala sesuatunya alangkah baiknya kita perbaharui rasa syukur kita kehadirat ALLAH Subhanahu Wata'ala dengan mengucapkan Alhamdulillah. Mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam golongan orang yang pandai bersyukur. Kemudian Shalawat berserta salam tidak bosan-bosannya kita curahkan kepada nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, Mudah-mudahan kita termasuk dari hamba-hamba yang mendapat syafaat dari beliau. Amiin. Pada kesempatan ini admin ingin menambah tulisan mengenai Gaya Belajar yang mungkin sebagian ada yang membutuhkannya. 

GAYA BELAJAR

    Sebelum lebih jauh berbicara mengenai Gaya belajar, tentunya sebagai pembelajar harus memahami terlebih dahulu hakikat belajar. Bagaimana Belajar sesuai dengan pengertiannya?. Belajar merupakan segala sesuatu yang diinginkan oleh masing-masing manusia agar terciptanya perubahan-perubahan pola pikir dan prilaku baik dari segi pengetahuan, keterampilan akibat dari pemahaman dan pengalaman dari sumber-sumber yang berhasil mereka pelajari. Selain itu, belajar juga diterjemahkan sebagai rangkaian kegiatan fisik yang dapat merubah cara pandang yang berbeda antara dan sesudah mereka pelajari.  

    Sebab Perbedaan sikap dan perbuatan dari apa yang telah mereka pelajari menimbulkan efek positif sehingga terciptalah pengalaman-pengalaman baru, ilmu baru, dan skil baru serta  aktivitas baru.  Belajar yang sesungguhnya tidak akan terlepas dari proses perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Terdapat peningkatan pola pikir, peningkatan kecerdasan mengelola emosional dan masih banyak lagi. Setiap mereka yang ingin belajar harus melalui sebuah proses yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang dan tingkatannya. Adapun Balajar dari pendapat ahli adalah sebagai berikut:

     W.S. Winkel Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran. Menyebutkan Pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.

    S. Nasution MA Mendefinisikan belajar sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar.

    Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu: 

  1. Untuk Memperoleh Pengetahuan. Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan berpikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru, proses belajar juga akan membuat kemampuan berpikir seseorang menjadi lebih baik. Dalam hal ini, pengetahuan akan meningkatkan kemampuan berpikir seseorang, dan begitu juga sebaliknya kemampuan berpikir akan berkembang melalui ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dengan kata lain, pengetahuan dan kemampuan berpikir merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. 
  2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan. Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses belajar. Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani maupun rohani. Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan individu dalam penampilan dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini berhubungan dengan hal teknis atau pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih kompleks, karena bersifat abstrak. Keterampilan ini berhubungan dengan penghayatan, cara berpikir, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau membuat suatu konsep.
  3. Membentuk Sikap Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini, pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya. Dalam proses menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, seorang guru harus melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus bisa menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam memberikan motivasi dan mengarahkan berpikir
     Setelah mengetahui tentang Belajar, selanjutnya admin akan melanjutkan dengan Gaya Belajar. Perlu kita ketahui bahwasannya setiap anak dilahirkan memiliki keunikan tersendiri. Keunikan setiap anak sangat berbeda antara anak satu dengan anak lainnya. Begitu juga dengan kemampuan belajarnya. Gaya belajar setiap anak juga sangat berbeda-beda. Ada anak yang dengan cepat menyerap informasi dengan hanya mendengarkan sekilas. Namun ada anak yang sangat menginginkan dan nyaman ketika menyerap informasi dari matanya secara langsung.

     Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan prilaku psikomotorik sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar  (Gobai, 2005:1). Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi  (Gunawan, 2006: 139).

    Berdasarkan penjelasan yang disampaikan tersebut bahwa gaya belajar merupakan sebuah keunikan yang ada oleh setiap anak dalam menerima pembelajaran oleh orang lain.

    Ada tiga jenis gaya belajar yang dapat kita pahami dan pelajari, tentunya dengan mengetahuinya akan memudahkan kita dalam menyesuaikan gaya belajar apa yang cocok yang bisa disesuaikan dengan kondisi siswa. Adapun yang dimaksud adalah Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik. Tiga jenis Gaya belajar ini diperkenalkan oleh Walter Burke Barbe.

GAYA BELAJAR VISUAL

     Siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih terpusat menggunakan indra penglihatan (Mata). Jika ada menemukan siswa yang lebih suka dan nyaman belajar dengan melihat gambar, vidio dan grafis, maka siswa tersebut memiliki gaya belajar visual. 

    Siswa yang memiliki gaya belajar visual, memiliki potensi dan imajinatif. Mereka yang visual memiliki kemampuan untuk mengingat gambaran yang rumit melalui gambar atau vidio. Mereka yang senang dengan vidio dan gambar sangat sulit menerima input berupa instruksi verbal.

Siswa yang memiliki karakteristik seperti ini, maka siswa tersebut termasuk tipe visual:
  1. Kemampuan ingatan lebih baik untuk yang di lihat secara langsung daripada di dengar.
  2. Cenderung untuk membaca sendiri daripada dibacakan oleh orang lain.
  3. Intonasi dalam berbicara cukup cepat.
  4. Suka mengalami secara langsung.
  5. Susah menyerap informasi secara verbal.
  6. Tidak mudah terdistraksi dengan keramaian.
  7. Gemar menggambar apapun.
GAYA BELAJAR AUDITORI

    Terkhusus yang memiliki gaya belajar auditori, mereka mengutamakan indera pendengar sebagai sumber utama menyerap informasi dan pengetahuan. Sebenarnya gaya belajar seperti ini tidak ada permasalahan dengan tampilan vidio dan visual pada saat belajar, namun yang terpenting adalah ada objek yang bisa didengar dengan jelas oleh mereka. Mereka yang memiki gaya belajar tipe ini sangat spesial disebabkan mereka cepat menangkap dan menghafal setiap perkataan yang pernah mereka dengar.

Jika memiliki karakteristik berikut ini berarti termasuk tipe auditori:
  1. Ingatannya sangat kuat terhadap yang didengar.
  2. Hobi mendengar dari pada melihat
  3. Fokus susah jika dalam keramaian/keributan
  4. Sulit mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan Visual
  5. Sangat identik menirukan suara tertentu
  6. Jika membaca sering mengeluarkan suara atau menggerak-gerakan bibir
  7. Punya keahlian menjadi pembicara
  8. Pengingat yang paling unggul.
GAYA BELAJAR KINESTETIK

    Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang melibatkan sentuhan fisik. Mereka yang memiliki gaya belajar ini menerima informasi dengan sangat mudah apabila mereka langsung mempraktekkannya dibanding hanya duduk manis dan mendengarkan. 

    Gaya belajar kinestetik menginginkan untuk melakukan ekplorasi secara langsung dengan sentuhan dan gerakan. Sangat aktif dan energik menjadi salah satu kelebihan anak yang memiliki gaya belajar kinestetik. Punya inisiatif memegang sesuatu, penasaran ingin mencoba, mencoret-coret, menggambar akan sangat disukai oleh anak dengan kinestetik. Tapi perlu dipahami bahwa anak kinestetik akan merasa cepat bosan jika berlama-lama diam di meja atau kursi.
    
Jika memiliki karakteristik berikut berarti termasuk tipe kinestetik:
  1. Suka belajar dengan melakukannya secara langsung
  2. Suka menulis daripada bercerita
  3. Suka kepada aktifitas-aktifitas yang langsung berhubungan dengan fisik
  4. Berbicara dengan diiringi dengan gerakan-gerakan badan
  5. Mengingat sesuatu dengan cara aktif bergerak.
  6. Tidak suka di atur untuk di suatu tempat.
    Oke kembali ke fitrah manusia, bahwasannya setiap manusia dilahirkan penuh dengan keunikan - keunikan tersendiri. Orangtua, guru, masyarakat tidak dibenarkan untuk menyalahkan fitrah seseorang apalagi melabeli dengan label yang buruk. Begitu juga dengan gaya belajar. Setiap anak sejatinya punya gaya belajar masing-masing. Sudah sepatutnyalah guru menyesuaikan dengan gaya belajar siswanya. Janganlah kita sebagai pendidik memaksakan gaya belajar kita sehingga siswa yang tidak bisa menyesuaikan dilabeli sebagai siswa yang "GAGAL". 

    Mari sedini mungkin melakukan pemetaan kepada anak-anak kita dirumah, disekolah dan dilingkungan dimana ilmu-ilmu itu disemai. Dengan melakukan pemetaan gaya belajar pendidik dapat memahami konten yang akan diberikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa guna mempermudah siswa/anak kita dalam menyerap informasi. Dengan mengetahui gaya belajar anak juga dapat memaksimalkan potensi anak sehingga dapat optimal dalam belajar.

    Demikian sedikit penjelasan terhadap Gaya Belalajar, Dimana masih terdapat banyak kekurangan, mohon untuk dimaklumi karena ini adalah sebuah proses belajar.

salam 

guruberb4gi



LihatTutupKomentar

Renponsif 2